Jumat, 13 Juni 2008

Profil LMND

Mengenal LMND

Apakah LMND itu?

LMND atau Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi adalah sebuah organisasi politik ekstrakampus skala nasional berbentuk Liga yang dibentuk pada tanggal 9-11 Juli 1999 di Bogor oleh 20 komite aksi mahasiswa yang aktif dalam proses Reformasi. Seiring perkembangan dialektika antara situasi ekonomi politik nasional dan situasi internal organisasi, sampai saat ini LMND telah berhasil meluas dan hadir di 25 provinsi dan lebih dari 100 kota.

Apa tujuan LMND didirikan dan bagaimana perjalanan organisasinya?

Seperti digariskan pada AD/ART-nya, LMND bertujuan untuk menghancurkan sistem yang menindas hak-hak rakyat untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial dan berkedaulatan rakyat.

Begitulah yang terumus di garis organisasi. Sedangkan perjalanan organisasinya adalah sebagai berikut: LMND pada awalnya didirikan pada tahun 1999 sebagai respon komite-komite aksi mahasiswa yang progresif dan radikal terhadap kegagalan proses Reformasi menjawab tuntutan rakyat pada saat itu, yaitu: pembentukan pemerintahan persatuan rakyat dan pengenyahan sisa Orde Baru (Dwi Fungsi ABRI dan Golkar). Konsisten dengan garis perjuangan anti-Orde Baru-nya, pada tahun 2001 LMND memberikan dukungan penuh pada tindakan demokratik Presiden Abdurachman Wahid (Gus Dur) untuk menyapu habis sisa-sisa Orde Baru yang masih menggeliat gelepar. Saat itu, bersama kelompok pro-Gus Dur lainnya, LMND harus berhadapan dengan koalisi besar yang anti Gus Dur- sebuah koalisi taktis dari elemen reaksioner sisa Orde Baru (Militer, Golkar, PPP) dan sebagian elemen yang mendapat keuntungan dari proses Reformasi seperti PDIP, PAN, PKS, dll. Saat itu, karena keraguan-raguan Gus Dur, koalisi yang dimotori oleh Orde Baru menang dan Gus Dur terguling. Kemudian, naiklah Megawati Sukarnoputri (PDIP) dan Hamzah Haz (PPP) sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Seiring itu, dimulai pula restrukturisasi sisa kekuatan Orde Baru dan penerapan proyek neoliberalisme di Indonesia.

Bagi LMND, kegagalan perjuangan untuk kedua kalinya ( tergulingnya Gus Dur dan bangkit kembalinya kekuatan Orde Baru) tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus membela rakyat tertindas. Kenaikan BBM lebih beberapa kali pada masa Rezim Mega-Hamzah telah semakin menyengsarakan rakyat yang belum pulih ‘luka’ ekonominya paska krisis moneter tahun 1997. Digadaikannya beberapa perusahaan negara (yang strategis) kepada pemodal asing, sebagai syarat pendaftaran menjadi mandor bagi imperialisme asing, telah melukai kemandirian dan kedaulatan bangsa kita. Juga tidak boleh lupa soal hadiah proyek DOM Aceh bagi militer fasis yang telah mencederai kemanusiaan di Tanah Rencong. Maka, sudah menjadi keharusan sejarah bagi LMND bahwa: Rezim Mega-Hamzah, gabungan antara kekuatan yang pro imperialis asing dan sisa Orde Baru, harus dilawan meski harus bersimbah darah di jalanan dan keluar masuk penjara.

Di tengah sengit perlawanannya terhadap Rezim yang ada, dengan pertimbangan ekonomi-politik yang tajam, pada tahun 2003 LMND berani mengambil tindakan politik yang berbeda dari kegamangan umum Gerakan Mahasiswa (yang masih disekap jargon Moral Force maupun Social Movement) saat itu, yaitu: bertemu dan berdiskusi dengan gerakan lintas sektoral (tani, buruh, kaum miskin kota) yang progresif lain, sampai menghasilkan keputusan politik untuk bersama-sama saling membahu, membentuk sebuah partai politik elektoral ber-platform kerakyatan untuk mersepon Pemilu Parlemen 2004. Nama persatuan mereka saat itu adalah Partai Oposisi Rakyat (POPOR). Meski gagal akibat sempitnya waktu untuk memenuhi verifikasi pemilu (hanya sekitar 3 bulan), tindakan tersebut telah LMND anggap tepat sebagai sebuah taktik politik ‘termungkin’ pada saat itu.

Kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), seorang mantan petinggi militer Angkatan Darat yang sempat dididik di Amerika, dan Jusuf Kalla (JK), salah satu pengusaha kaya Golkar, pada ajang Pemilu Presiden 2004 dan kemenangan Partai Golkar di Pemilu DPR-RI 2004, dipandang LMND sebagai bangkitnya Orde Baru berjubah anyar: neoliberalisme. Sah sudah mereka berdua sebagai mandor barunya imperialisme, mengalahkan gerbong elit politik pengusaha Mega-Hasyim (yang sempat membeli tiket pendaftaran saat berkesempatan menjadi rezim), Wiranto-Solahuddin Wahid, dan pasangan kaum borjuis lainnya. Naiknya rezim neoliberal SBY-JK tahun 2004 pun tak luput direspon seluruh struktur LMND di Indonesia dengan turun ke jalan. Dan terbukti benarlah pandangan LMND terhadap watak rezim yang baru ini: selama perjalanan kekuasaannya, SBY-JK setia memaksakan kebijakan-kebijakan neoliberal, yang memiskinkan dan mengadaikan kesejahteraan rakyat, meski penolakan di tingkat parlemen maupun di kalangan gerakan massa (akar rumput) dan mahasiswa cukup luas.

Tahun 2006 sampai 2007: Dengan pertimbangan untuk memenuhi amanat Strategi dan Taktik Kongres IV LMND untuk intervensi ajang elektoral 2009, juga setelah memandang tidak terlalu berbedanya situasi ekonomi politik bangsa, LMND mengulang taktik politik parlementariannya dengan sebuah semangat yang baru, yaitu: Pembebasan Nasional dari Imperialisme. Nama partai yang dibentuk LMND adalah Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas). Ya, LMND adalah salah satu organisasi pembentuk, yang kemudian mengikrarkan diri sebagai salah satu tiang penunjang (underbow) partai politik elektoral tersebut.

Bukti kebenaran dari taktik politik yang dipilih oleh LMND adalah telah semakin luasnya sentimen anti penjajahan asing, baik dari kalangan elit politik maupun gerakan, sedangkan pada saat yang sama kesadaran mayoritas massa rakyat masih elektoral. Sekarang tinggal mengolahnya dalam baskom panggung politik yang terbuka ‘agak’ lebar: Pemilu Parlemen dan Presiden tahun 2009. Partai mereka adalah Papernas dan Calon Presiden mereka adalah Dita Indah Sari- karena bagaimanapun rakyat perlu simbol perlawanan dan kemanusiaan. Mengingat begitu banyak pembantaian antar sesama (horizontal) selama kurun waktu empat dasawarsa, maupun begitu dalamnya penghisapan imperialisme terhadap kekayaan alam kita pada kurun waktu yang sama pula.

Memang kira-kira yang akan LMND (Papernas) lakukan saat di parlemen nanti?

Jika ada kebakaran di jalan-jalan raya, tapi semua orang tidak ada yang keluar karena asik menonton TV, apa yang kira-kira akan kita lakukan? Apa kita akan menggedor rumah mereka satu persatu-persatu baru mengajaknya ikut memadamkan api? Tidak. Seluruh program kerakyatan dan pembebasan nasional LMND akan muncul di TV-TV semua orang itu. Perwakilan-perwakilan (yang dipilih secara demokratik dan terikat mekanisme recall fleksibel) Papernas, mungkin salah satu anggota LMND, akan berorasi pada setiap datangnya sidang maupun rapat-rapat terbatas; mengagitasi rakyat dengan program-program kerakyatan dan pembebasan nasional maupun dengan pernyataan-pernyataan sikap politik yang kritis, ilmiah dan progresif. Sementara itu di luar gedung parlemen, LMND sebagai sebuah ‘iiga’ akan terus berjuang meraih dukungan seluruh rakyat dan spektrum gerakan politik di dalam maupun di luar kampus untuk mendukung perjuangan wakil-wakilnya di dalam perlemen.

Dari tadi sepertinya selalu persoalan nasional, bagaimana jika sekarang kita menyinggung persoalan kampus!?

Menurut LMND, dalam intensitas tertentu persoalan nasional berkaitan dan saling mempengaruhi pula (berdialektika) dengan persoalan kampus. Semisal soal SPP naik, dosen lebih banyak mengurusi proyek ketimbang hadir mengajar, buku-buku dan transport mahal, penggusuran-penggusuran PKL, tak lupa pula DO/skorsing pada yang melawannya: semua adalah akibat sebuah kebijakan-kebijakan skala nasional, yaitu kenaikan harga BBM, privatisasi kampus, dsb. LMND, tentu saja juga memiliki program-program perjuangan yang berkaitan dengan permasalahan kampus maupun dunia pendidikan secara umum. Detil program-program perjuangan LMND tersebut akan diulas dalam kesempatan yang lain. Namun, untuk persoalan demokratisasi kampus, program sejati LMND sudah jelas tertulis dalam slogannya: Bangun Dewan Mahasiswa, Rebut Demokrasi Sejati. Ideologi LMND adalah Demokrasi Kerakyatan. Sama seperti ideologi Papernas.

Apa itu demokrasi kerakyatan? Juga Dewan Mahasiswa?

Demokrasi menurut ideologi fundamentalisme yang konservatif adalah sekuler yang menyesatkan. Itu yang sering mereka (kelompok-kelompok fundamentalis) katakan pada semua orang. Mereka tidak paham bahwa peningkatan kualitas tenaga produktifnya akan membimbing kesadaran manusia, tanpa indoktrinisasi melainkan ilmiah, menuju ide demokratik. Kebangkitan bangsa Indonesia menjadi sebuah nation pun dinyawai oleh alam pikiran demokratik para pimpinan perjuangan saat itu, 1945. Setiap orang bebas menyapa dan berteriak: Bung! Merdeka! .. Merdeka atau Mati! Dsb. Menurut LMND, yang berharap menjadi Pelanjut Angkatan, seluruh generasi muda selayaknya meneruskan pengorbanan demokratik kakek atau buyut kita masa itu- yang baru meletakkan batu fondasi bagi nation Indonesia. Semangat Pembebasan Nasional.

Kembali pada Demkra (Demokrasi Kerakyatan). Demkra adalah suatu bentuk demokrasi sejati yang merupakan asas (spirit) keberadaan organisasi LMND sebagai kutub yang kiri dari gerakan mahasiswa. LMND secara tegas mencita-citakan sebuah tatanan progresif bagi dunia kemahasiswaan kampus- yang termanifes dalam lembaga yang otonom sekaligus berdaulat terhadap birokrasi kampus, yaitu: Dema atau Dewan Mahasiswa. Perkembangan ide progresif (maju) mahasiswa, hasil dialektika ide kerakyatan seorang mahasiswa dengan situasi kemiskinan rakyat di sekelilingnya, tak boleh ditentang, melainkan harus terus menerus dipacu

Saat ini, kondisi pemilihan umum (kadang diistilahkan raya) di mayoritas BEM Negeri dan Swasta yang menjadi semakin so what githu lhoo bagi mayoritas mahasiswanya akan dinegasikan (ditolak keberadaannya) oleh penerapan dewan mahasiswa. Bagaimanapun, salah satu alasan gerakan mahasiswa (yang historis) menaruh dendam pada Orde Baru tak lain adalah pembubaran Dewan Mahasiswa oleh Mendikbud Daud Yusuf tahun 1978. Diterapkannya secara represif kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kampus (NKK/BKK) bagaikan final punch (tonjokan pamungkas) bagi gerakan mahasiswa kampus saat itu, cerai berai. Sebagian mahasiswa memilih demoralisasi total sedangkan lainnya berlindung di LSM-LSM yang menjamur tahun 1980-an. Bukankah apa yang merupakan produk Orde Baru harus kita tolak? Dan semangat yang sempat terinterupsi selama hampir 30 tahun (1978) harus kita lanjutkan?

Struktur Dema dapat fleksibel (tergantung kesadaran) tetapi kedua pilarnya harus tetap selalu tegak, yaitu penghargaan terhadap kebebasan berpendapat dan ketertundukan minoritas pada mayoritas. Jika mengibaratkan organisasi sebagai layaknya pohon, maka pucuk tertinggi (Ketua/Presiden) Dema suatu kampus harus sejajar dengan pihak rektorat kampus tersebut. Maka, tak ada satupun kebijakan administratif (SPP, DO, fasilitas kampus, dll) maupun akademis (kurikulum, dll) rektorat yang tidak melibatkan dewan mahasiswa. Semisal dapam praktek saat ini, suara mahasiswa akan memiliki posisi lebih kuat dalam Majelis Wali Amanat (untuk BHMN-nya PTN) ataupun Yayasan (PTS). Itu keinginan LMND ke depannya untuk mewujudkan demokrasi sejati di dalam kampus.

Apa saja aktivitas LMND selama ini?

Sebagai anggota LMND, ada tiga kerja pokok yang harus selalu senantiasa ia lakukan, yaitu: aksi, pendidikan, dan bacaan. Aksi atau aksi massa adalah sebuah budaya progresif dari massa rakyat untuk memperjuangkan hak demokratiknya, yang terinterupsi oleh otoritarian Orde Baru namun sekarang telah mulai hidup lagi secara sporadis di tingkat akar rumput. Untuk dapat memimpinnya (tertuang di AD-ART sebagai salah satu poin Pokok-pokok Perjuangan), setiap kader LMND seharusnyalah mahir melakukan dan mencintai budaya aksi massa. Yang berikutnya adalah tentang pendidikan. Sebelum berpraktek politik (kampanye, propaganda, dan pengorganisiran) ditengah-tengah massa kampus dan massa rakyat, seorang kader yang revolusioner wajib memiliki teori-teori yang ilmiah sebagai pisau analisa. Teori-teori yang ilmiah tersebut (yang termuat dalam materi pendidikan LMND) akan diperkenalkan untuk kemudian didiskusikan bersama dalam setiap Pendidikan Anggota ataupun Kursus Politik (Kurpol) LMND. Yang ketiga adalah tentang bacaan. Setiap manusia haruslah rajin membaca karena budaya membaca adalah kebudayaan yang progresif bagi kemanusiaan. Dalam hal ke-LMND-an, bacaan didefinisikan sebagai bahan-bahan/materi-materi (dapat berupa terbitan, selebaran, pamflet, koran dsb) yang memuat tentang situasi ekonomi-politik nasional dan internasional, pemikiran-pemikiran progresif tokoh atau kelompok di dalam maupun luar negeri, dan juga posisi politik LMND dalam berbagai situasi; yang harus dibaca dan didiskusikan oleh setiap anggota.

Ketika bergabung dengan LMND, anda akan mendapat ulasan dan arahan detil tentang ketiga kerja pokok itu. Secara prinsipnya, progresifitas dan radikalitas yang didukung oleh kebudayaan ilmiah dan demokratik selalu ditekankan kepada seluruh mahasiswa anggota LMND.

Sedangkan, sebagai organisasi, LMND memiliki Tiga Tugas Mendesak/TTM (bukan Teman Tapi Mesra) yang harus dituaikan dalam setiap kesempatan, yaitu: penggalangan front, radikalisasi, dan perluasan struktur. Dalam praktek politik membesarkan Papernas, ketiga hal tersebut tetap menjadi pedoman bagi LMND.


Jika ingin bergabung dengan LMND, apa saja yang harus saya lakukan?

Dengan sepakat pada AD-ART, program perjuangan, dan strategi taktik organisasi hasil Kongres IV LMND di Bogor pada tanggal 6-9 April 2006, anda secara perseorangan sudah diterima sebagai anggota LMND. Segera hubungi kontak LMND di masing-masing kampus anda, dan mendaftarlah. Mekanisme tersebut juga berlaku bagi organisasi yang ingin bergabung dengan LMND secara Liga. LMND menerima organisasi pemuda/mahasiswa ataupun klub hobi (diskusi, motor, olahraga, musik, budaya, dll) untuk bergabung dalam Liga, tanpa harus mengikis eksistensi (nama, aktivitas) organisasi-organisasi asal tersebut, selama mereka sepakat pada hal-hal prinsip yang tersebut di atas.

Praktek politik mahasiswa progresif selalu dinantikan untuk pembebasan 120 juta rakyat miskin di Indonesia. Be progresivve with joining LMND!

1 komentar:

sultankata mengatakan...

Banyak cingcong, aksi realnya mana? kok saya malah sering nemu kalau anak2 LMND itu nongkrong sambil mabuk2an? itu yg memakmurkan negara?